Budi
Daya Tanaman Jahe
Di Dalam Polybag/Karung
Memilih tanaman budi- daya yang tepat
memang sangat berpeng- aruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun
jika terlalu larut dalam memilih komoditi/tanaman yang te- pat, bisa jadi
keuntungan yang diharapkan akan terlewati karena musim. Hal ini terjadi akibat
harga berkaitan dengan musim panen, dimana musim yang kurang mendukung
menyebabkan harga komoditi tertentu mencapai harga tinggi, dan sebaliknya saat
musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal ini
sesuai dengan hukum ekonomi. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka kita tak
perlu menunggu musim atau rame- rame menanam sebagaimana sifat latah sebagian
besar petani kita, sehingga tidak lagi terjadi “panen massal/over produksi”.
Dengan demikian tak perlu terjadi fluktuasi harga yang berarti dikarenakan
terlalu banyak stok dan menurunnya jumlah permintaan.
Jahe
Merah, tanaman
ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok
(sengon, kopi, atau tanaman buah-buahan), ataupun
lahan kosong di sekeliling rumah.
Sebelum memulai untuk
menanam Jahe sebaiknya kalkulasi secara matang seberapa besar investasi yang di
tanam untuk budidaya jahe agar dapat mengetahui laba rugi setalah masa panen. Berikut adalah langkah-langkah praktis dalam
membudidayakan Jahe Merah dalam karung atau polybag
1.
Menyiapkan media tanam
Media tanam yang
dipakai adalah karung bekas atau polybag. Jika menggunakan karung, bisa
menggunakan karung bekas beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran karung,
media pengisi juga semakin banyak, namun produktivitas Jahe Merah juga akan
semakin tinggi. Jika menggunakan polybag, gunakan polybag dengan ukuran minimal
40 x 50 cm.
Media pengisi karung
atau polybag adalah tanah, pasir rambon dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1
atau 1:1:2
Tanah yang baik adalah
tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya remah dan komposisi liat, pasir,
dan debunya seimbang. Subur berarti banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah
yang digunakan sudah subur dan gembur, sebenarnya tidak diperlukan penambahan
bahan lain. Namun karena jarang didapatkan tanah yang subur dan gembur, maka
diperlukan penambahan bahan lain seperti pasir dan pupuk.
Pasir
Pasir diperlukan jika
tanah yang digunakan mengandung fraksi liat yang cukup tinggi. Pasir yang
digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang bercampur dengan lumpur. Selain
murah, pasir ini juga masih mengandung bahan-bahan mineral endapan.
Pupuk Organik
Pupuk organik bisa
menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi(hasil fermentasi
mikroorganisme). Meskipun menggunakan
pupuk kandang, akan lebih bagus jika pupuk kandang yang telah dihancurkan dan
difermentasi sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman.
Seluruh media tersebut
dicampur merata sambil dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu, misalnya
plastik, batu atau benda lainnya. Kemudian media pengisi dimasukkan ke dalam
karung atau polybag yang telah disiapkan. Pengisian karung atau polybag cukup ¼
bagian saja, karena selama pertumbuhan tanaman nanti, akan dilakukan penambahan
pupuk organik.
2.
Membibitkan Jahe
Persiapan bibitan Jahe
Persiapan bibitan Jahe
Syarat memilih bibit
jahe yang baik untuk di tanam :
1.
Berasal dari tanaman jahe yang sudah tua yang di tandai tajuk kering sekitar
ber umur 9 sampai dengan 10 bulan.
2.
Rimpang Jahe sudah melewati masa dormansi (1 -1,5 bulan) masih ssegar, tidak ada tanda bibit penyakit atau pembusukan.
3.
Kulit rimpang tidak lecet atau memar akibat galian.
4.
Pilih Rimpang yang besar dan subur.
5.
Bibit berkualitas adalah bibit yang baik (tidak disimpan terlalu
lama),
6.
Memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh
tinggi), dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas hama dan penyakit.
7.
Rimpang untuk dijadikan benih, sebaiknya dipotong-potong dengan
cuter steril atau di potes langsung, dengan menyisakan 2 - 3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25
- 60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah.
8.
Kebutuhan benih per ha untuk jahe putih besar (panen tua)
membutuhkan benih 2 - 3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar panen muda.
Sedangkan jahe merah dan jahe emprit 1 – 1,5 ton.
Pengecambahan
Jika dikhawatirkan
adanya serangan jamur, benih bisa direndam terlebih dahulu pada larutan
fungisida (misalnya Dithane M-45) selama 15 menit (untuk budidaya secara
konvensional). Jika tidak, benih
cukup direndam atau dibasahi dengan air, kemudian diletakkan pada tampah atau
nyiru, dan ditempatkan pada tempat yang lembab agar berkecambah. Agar
kelembaban terjaga, setiap hari benih harus dikontrol dan dibasahi air jika
terlalu kering. Benih akan mulai berkecambah setelah kira-kira 2 minggu.
Penyemaian
Salah satu carapenyemaian adalah menggunakan peti kayudengan urutan kerja sebagai berikut:
a. Pada bagian dasar peti
kayu diletakkan bakal bibit selapis,
b. Beri abu gosok atau sekam
padi, selanjutnya bakal bibit lagi beri abu gosok atau sekam padi lagi
seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi.
c. Benih tersebut akan mulai tumbuh menjadi
tanaman muda dalam waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah tumbuh dengan ketinggian
sekitar 10 cm(tumbuh
4 – 5 daun), bibit dapat
diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media polybag yang telah
disiapkan,
Ukuran polybag untuk bibit adalah diameter 7 – 10 cm .
d. Rimpang yang tersisa bisa ditanam kembali pada
pesemaian agar tumbuh bibit yang lain. Satu buah rimpang bisa menumbuhkan
sekitar 2-4 bibit.
e. Setelah ditanam, tanaman Jahe tersebut jangan
langsung ditempatkan pada ruang yang terbuka dengan sinar matahari langsung,
melainkan harus diadaptasikan pada tempat yang memiliki naungan terlebih dahulu
hingga umur1,5
- 2 bulan.
3.
Menanam
Penanaman bibit Jahe
pada karung atau polybag harus hati-hati. Buatlah lubang sebesar ukuranpolybag bibit, masukkan bibit Jahe bersama medianya ke dalam lubang tanam, kemudian tutup dengan
media disekitarnya dan padatkansekedarnya saja. Setelah penanaman, media dan bibit harus
disiram dengan air bersih agar tanaman mendapatkan cukup air dan kontak dengan
media.
4.
Memelihara
Pemeliharaan tanaman
Jahe dalam karung atau polybag cukup mudah. Pemeliharaan meliputi: penyiraman,
penyiangan dan penggemburan media, pemupukan, serta pengendalian hama dan
penyakit.
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan
setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada hujan. Beberapa
petani menggabungkan budidaya Jahe Merah dengan budidaya ikan dalam kolam,
untuk memudahkan penyiraman dan mengantisipasi kebutuhan air saat musim
kemarau. Selain itu, air kolam diharapkan memberi unsur hara tambahan bagi
tanaman. Penyiraman bisa dihentikan saat tanaman Jahe mulai memasuki fasesenecense (mengering) saat tua dan mendekati panen.
b. Pemangkasan
Perlakuan Pemotongan
batang jahe ketika umur 2 bulan, dilakukan untuk memacu pertumbuhan calon tunas
baru serta memperbanyak jumlah batang yang tumbuh seragam dalam 1 pot/polybag.
c. Penyiangan dan penggemburan
Rumput yang tumbuh
pada media tanam perlu disiang agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman,
terutama pada sekitar 4 bulan pertama, di mana tanaman Jahe belum begitu
rimbun. Beberapa petani menambahkan mulsa jerami pada media tanam untuk menekan
pertumbuhan gulma. Selain penyiangan, media tanam juga perlu digemburkan dengan
menggunakan cetok. Penggemburan dimaksudkan untuk menyediakan media tumbuh yang
baik bagi akar tanaman dan memperbaiki sirkulasi udara dalam media.
d. Pemupukan dan Pembumbunan
Pemupukan dan pembumbunan dilakukan 2 bulan sekali seiring pertumbuhan
tanaman, dengan menambahkan pupuk organik pada media tanam. Jumlah pupuk yang
diberikan tergantung dari besarnya media yang digunakan, kira-kira 1/5 ukuran
karung atau polybag yang digunakan. Pemupukan bisa diberikan 3 kali selama umur
tanaman.
Pembumbunan lebih baik bila dilakukan secara berkala
yaitu di saat ada pertumbuhan rimpang jahe baru yang muncul di dekat permukaan
tanah. Timbun rimpang yang muncul ke permukaan menggunakan media yang telah
disiapkan dengan ketebalan sekitar 5 cm.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebenarnya kasus
serangan hama dan penyakit yang serius pada tanaman Jahe jarang terdengar.
Namun akan lebih baik jika kita mengetahui dan mengantisipasi hal tersebut.
Hama yang sering
menyerang tanaman Jahe adalah belalang dan ulat yang memakan daun terutama daun
muda. Untuk pengendaliannya, kita bisa menggunakan beberapa cara yaitu:
1.
Cara mekanis, dengan memeriksa tanaman dan membunuh hama
terutama ulat yang sering memakan daun, atau dengan menggunakan perangkap
serangga berupa plastik berwarna cerah (kuning atau merah) yang dipasang dengan
bambu dan diolesi lem.
2.
Cara kimiawi, dengan menyemprotkan insektisida yang tepat untuk
mengendalikan belalang dan ulat. Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida
organik berbahan aktif tembakau atau yang lainnya.
3.
Sedangkan penyakit yang mungkin bisa menyerang tanaman Jahe
adalah penyakit Layu Bakteri dan Busuk Rimpang yang disebabkan oleh jamur.
Untuk mencegah penyakit tersebut, kesehatan benih dan sanitasi lingkungan
pertanamanperlu diperhatikan. Pastikan benih merupakan benih sehat dan
berasal dari induk yang sehat. Lingkungan pertanaman juga perlu dijaga agar
bersih dan tidak terlalu lembab atau tergenang air. Untuk tanaman yang telah
terserang penyakit, bisa disemprot dengan bakterisida atau fungisida, jika
perlu dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman yang lain.
5.
Memanen
Tanaman Jahe bisa
dipanen setelah kira-kira 10 bulan. Tanaman yang sudah cukup tua dan siap panen
akan melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning
dan mengering. Pemanenan Jahe dari media karung dan polybag cukup mudah karena
tidak perlu menggali dengan susah payah. Kita cukup menggali dengan cetok dan
membuka karung atau polybag yang sudah mulai lapuk. Angkat rimpang Jahe dengan
hati-hati agar tidak rusak, bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel, dan
jika perlu cuci dengan air bersih. Satu rumpun tanaman Jahe dalam 1 media tanam
karung ukuran 50 kg, bisa menghasilkan rimpang Jahe segar 2 hingga 5 kg.
Untuk sedikit gambaran schedulu kegiatan adalah seperti di bawah.
Untuk sedikit gambaran schedulu kegiatan adalah seperti di bawah.
Sementara untuk Analisa Usaha Taninya akan menyusul ya...
Jazakhalloh buat semua sumber
Referensi
: